BuddhaDestinasi ReligiHinduIslamKristen

Penguatan Mitigasi Bencana Melalui Peran Tokoh Agama

Dalam upaya memperkuat mitigasi bencana di Sulawesi Tengah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng menggelar acara Musyawarah Forum Tindak Lanjut – Penanggulangan Risiko Bencana (FTA-PRB) pada Rabu, 19 November 2025, di Hotel Jazz. Acara tersebut dibuka oleh Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Karo Kesra) Awaludin, yang menegaskan pentingnya peran aktif tokoh agama dalam menanggulangi risiko bencana. Penekanan ini datang di tengah semakin meningkatnya potensi bencana yang dihadapi oleh daerah tersebut, seperti gempa bumi dan banjir. Melibatkan tokoh agama diyakini dapat memberikan dampak positif dalam penyebaran informasi dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap risiko bencana.

Peran Strategis Tokoh Agama dalam Komunitas

Tokoh agama memiliki posisi yang sangat strategis di tengah komunitas, terutama dalam menyebarkan ajaran kebaikan dan kebersamaan. Ketika menghadapi situasi darurat, mereka sering kali menjadi rujukan masyarakat dalam hal moral dan spiritual. Dalam konteks mitigasi bencana, tokoh agama dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya persiapan menghadapi bencana. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat lebih tanggap dan beradaptasi dalam situasi yang sulit. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah dan tokoh agama menjadi sangat penting.

Membangun Kesadaran Melalui Pemberdayaan

Salah satu strategi yang diusulkan dalam acara tersebut adalah pemberdayaan tokoh agama melalui pelatihan dan seminar yang berkaitan dengan mitigasi bencana. Pembekalan pengetahuan tentang cara mengenali tanda-tanda bencana, langkah-langkah pertolongan pertama, serta cara penyampaian informasi yang efektif kepada komunitas adalah langkah yang dapat diambil. Dengan pelatihan ini, diharapkan tokoh agama tidak hanya menjadi penyebar informasi tetapi juga penggerak utama dalam program-program mitigasi bencana di lingkungan mereka.

Kolaborasi dengan Priyawan Kemanusiaan

Selain pemberdayaan, kerjasama antara tokoh agama dan organisasi kemanusiaan dalam penanggulangan risiko bencana juga disoroti dalam musyawarah tersebut. Tokoh agama dapat menjadi jembatan antara organisasi-organisasi ini dengan masyarakat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang budaya dan tradisi masyarakat setempat, mereka dapat membantu merancang program intervensi yang lebih tepat sasaran. Oleh karena itu, kolaborasi ini sangat krusial dalam membangun kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana.

Menggunakan Media Sosial sebagai Alat Edukasi

Dewasa ini, pemanfaatan media sosial menjadi salah satu cara yang efektif dalam menyebarkan informasi. Tokoh agama diharapkan dapat memanfaatkan platform ini untuk menyampaikan pesan terkait mitigasi bencana. Dengan semakin banyaknya pengguna internet, informasi dapat cepat tersebar dan menjangkau masyarakat luas. Hal ini tidak hanya terbatas pada ajaran agama, tetapi juga mencakup informasi praktis tentang apa yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah terjadinya bencana.

Dampak Sosial Ekonomi Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana tidak hanya berfokus pada keselamatan jiwa, tetapi juga membawa dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penerapan langkah-langkah mitigasi yang baik dapat meminimalkan kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat bencana. Ketika masyarakat siap dan teredukasi, pihak pemangku kepentingan dapat berfokus pada pemulihan dan pembangunan yang lebih baik pasca-bencana. Dalam hal ini, peran tokoh agama yang berfungsi sebagai pendorong dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan berkontribusi pada pembangunan ekonomi daerah.

Kesimpulan dan Harapan untuk Masa Depan

Dengan komitmen dari Pemprov Sulteng dalam mengintegrasikan peran tokoh agama dalam mitigasi bencana, diharapkan masyarakat akan semakin siap menghadapi berbagai ancaman bencana di masa depan. Kesadaran yang dibangun melalui pendidikan dan pelatihan dapat memicu tindakan preventif yang lebih makin efektif dan adaptif. Pemberdayaan tokoh agama sebagai agen perubahan dalam penanggulangan bencana diharapkan dapat membawa dampak positif bagi seluruh elemen masyarakat. Sejalan dengan itu, upaya kolaboratif antara berbagai pihak perlu ditingkatkan demi tercapainya masyarakat yang semakin tangguh dan berdaya saing.