Masjid Tua Wapauwe: Jejak Islam Tertua di Maluku Tengah
Rahmatullah.id – Masjid Tua Wapauwe di Maluku Tengah adalah bukti sejarah penyebaran Islam tertua di Maluku, berdiri sejak abad ke-15 dan masih lestari hingga kini.
Pendahuluan: Warisan Islam di Timur Nusantara
Indonesia memiliki banyak peninggalan sejarah Islam yang menjadi bukti kejayaan dan penyebaran agama di masa lampau. Salah satunya adalah Masjid Tua Wapauwe, yang terletak di Desa Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga simbol perjalanan panjang peradaban Islam di wilayah timur Indonesia. Berdiri sejak abad ke-15, Masjid Tua Wapauwe di kenal sebagai masjid tertua di Maluku dan salah satu yang tertua di Nusantara yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Keberadaan masjid ini menjadi saksi bisu penyebaran Islam di kepulauan Maluku sekaligus menjadi daya tarik wisata religi dan sejarah yang penting bagi masyarakat Indonesia.
BACA JUGA : Kota Lourdes: Kota Ziarah Penuh Keajaiban di Prancis
Sejarah Berdirinya Masjid Tua Wapauwe
Masjid Tua Wapauwe didirikan pada tahun 1414 Masehi oleh seorang ulama penyebar Islam bernama Maulana Kiai Pati. Pada awalnya, masjid ini di bangun di sebuah tempat bernama Kaitetu Lama, kemudian di pindahkan ke lokasi sekarang pada tahun 1614 M karena alasan keamanan saat terjadi konflik di wilayah tersebut.
Nama Wapauwe sendiri berasal dari kata “Wapa” yang berarti tempat atau rumah, dan “Uwe” yang berarti ibadah atau sembahyang. Jadi, Wapauwe berarti rumah ibadah — sebuah nama yang sangat sesuai dengan fungsi masjid sebagai tempat umat Islam menunaikan salat dan beribadah.
Meskipun sudah berusia lebih dari enam abad, Masjid Wapauwe tetap mempertahankan bentuk dan struktur aslinya tanpa paku, semen, atau besi. Semua sambungan bangunan menggunakan pasak kayu, menandakan keahlian luar biasa para pengrajin masa lampau.
Keunikan Arsitektur Masjid Tua Wapauwe
Masjid Tua Wapauwe memiliki gaya arsitektur tradisional yang sederhana namun sarat makna. Keunikannya terletak pada desain bangunan yang memadukan unsur budaya lokal Maluku dengan pengaruh Islam klasik.
Beberapa ciri khas arsitekturnya antara lain:
- Bangunan Kayu Tanpa Paku
Seluruh konstruksi masjid terbuat dari kayu, terutama jenis kayu nona dan sopi-sopi, yang terkenal kuat dan tahan lama. Semua sambungan menggunakan sistem pasak kayu tanpa paku, menandakan keahlian tinggi tukang tradisional. - Atap Tumpang Dua
Atap masjid berbentuk limas bertingkat dua menyerupai arsitektur masjid tradisional Nusantara, seperti Masjid Agung Demak. Bentuk ini melambangkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. - Ukiran Sederhana dan Simbolik
Meski tidak megah, masjid ini memiliki ukiran kayu di beberapa bagian seperti pintu dan tiang, dengan motif lokal yang sarat filosofi spiritual. - Mimbar dan Mihrab Kuno
Mimbar dan mihrab asli masjid masih terawat baik hingga sekarang. Mimbar berukir indah ini di gunakan sejak awal berdirinya masjid dan menjadi salah satu benda bersejarah paling berharga. - Al-Qur’an Tulis Tangan Tua
Masjid ini menyimpan naskah Al-Qur’an tulisan tangan yang di yakini di buat pada abad ke-16 oleh Imam Muhammad Arikulapessy, seorang ulama lokal. Al-Qur’an tersebut kini di simpan dengan baik sebagai warisan tak ternilai.
Nilai Sejarah dan Religius yang Tinggi
Masjid Tua Wapauwe memiliki nilai sejarah yang sangat besar, tidak hanya bagi masyarakat Maluku, tetapi juga bagi sejarah perkembangan Islam di Indonesia bagian timur.
Beberapa hal yang menjadikannya bersejarah antara lain:
- Sebagai pusat dakwah Islam pertama di Maluku.
Masjid ini menjadi tempat penyebaran ajaran Islam di wilayah sekitar, termasuk ke Pulau Ambon dan Seram. - Sebagai pusat pendidikan agama.
Sejak dulu, masjid ini digunakan untuk mengajarkan Al-Qur’an dan ilmu keislaman kepada masyarakat. Tradisi ini masih bertahan hingga kini, terutama saat bulan Ramadan. - Simbol toleransi dan kedamaian.
Di sekitar masjid terdapat rumah ibadah agama lain yang hidup berdampingan secara damai. Hal ini mencerminkan kerukunan antarumat beragama yang menjadi ciri khas masyarakat Maluku.
Peran Masjid Tua Wapauwe dalam Kebudayaan Lokal
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Wapauwe juga berperan penting dalam menjaga identitas budaya masyarakat Kaitetu. Setiap tahun, masyarakat mengadakan kegiatan keagamaan dan budaya di sekitar masjid, seperti:
- Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dirayakan dengan pembacaan syair dan doa bersama.
- Khatam Al-Qur’an, acara penghormatan bagi anak-anak yang telah menyelesaikan bacaan Al-Qur’an.
- Ziarah sejarah, di mana masyarakat dan wisatawan berkunjung untuk mengenang perjuangan para ulama dan pendiri masjid.
Melalui kegiatan ini, Masjid Wapauwe tetap hidup sebagai pusat spiritual dan kebudayaan masyarakat setempat.
Wisata Religi dan Sejarah yang Menarik
Kini, Masjid Tua Wapauwe menjadi salah satu destinasi wisata religi unggulan di Maluku Tengah. Banyak wisatawan datang untuk melihat keindahan arsitektur kuno dan merasakan suasana spiritual yang damai.
Selain masjid, di sekitar lokasi juga terdapat situs-situs bersejarah lainnya seperti:
- Makam Imam Muhammad Arikulapessy, ulama penyebar Islam di wilayah tersebut.
- Makam Maulana Kiai Pati, pendiri masjid.
- Sisa perkampungan tua yang masih mempertahankan bentuk rumah adat khas Maluku.
Dengan suasana alam yang asri dan pemandangan pegunungan yang indah, kawasan ini menjadi tempat yang sempurna untuk refleksi diri sekaligus mengenal sejarah Islam di tanah timur.
Upaya Pelestarian Masjid Tua Wapauwe
Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat terus berupaya melestarikan masjid ini. Upaya konservasi dilakukan dengan tetap mempertahankan keaslian bangunan, termasuk penggunaan bahan tradisional.
Selain itu, Masjid Tua Wapauwe juga telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh pemerintah Indonesia. Penetapan ini bertujuan melindungi situs bersejarah agar tidak rusak dan bisa diwariskan kepada generasi mendatang.
Masyarakat sekitar pun sangat berperan dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan kesucian masjid. Mereka meyakini bahwa menjaga masjid ini sama dengan menjaga kehormatan dan warisan leluhur mereka.
Kesimpulan: Simbol Keabadian Iman dan Budaya
Masjid Tua Wapauwe di Maluku Tengah bukan hanya bangunan bersejarah, tetapi juga simbol keabadian iman dan budaya yang melekat kuat di hati masyarakat.
Di balik kesederhanaannya, tersimpan nilai-nilai luhur tentang keteguhan, persatuan, dan toleransi antarumat beragama. Masjid ini menjadi bukti nyata bahwa Islam telah lama berkembang di Maluku dan menjadi bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia.
Mengunjungi Masjid Tua Wapauwe bukan hanya perjalanan wisata, tetapi juga perjalanan spiritual — untuk mengenang masa lalu, menghargai warisan budaya, dan meneguhkan kembali makna keimanan di tengah arus modernisasi. 🌙
