Masjid Sultan Ternate: Keindahan Warisan Islam di Maluku Utara
Rahmatullah.id – Masjid Sultan Ternate di Maluku Utara adalah warisan sejarah Islam dengan arsitektur megah dan nilai budaya yang tinggi.
Sejarah Berdirinya Masjid Sultan Ternate
Masjid Sultan Ternate adalah salah satu masjid tertua dan paling bersejarah di Indonesia. Terletak di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, masjid ini menjadi simbol kejayaan Kesultanan Ternate yang berperan penting dalam penyebaran Islam di kawasan timur Nusantara.
Masjid ini di perkirakan di bangun pada abad ke-15, pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin, sultan pertama Ternate yang memeluk agama Islam. Sebelum masa itu, masyarakat Ternate masih banyak menganut kepercayaan lokal dan animisme. Kehadiran Islam membawa perubahan besar dalam tatanan sosial, budaya, dan politik di wilayah ini.
Sultan Zainal Abidin di kenal sebagai tokoh penting yang memperkenalkan ajaran Islam kepada rakyatnya setelah kembali dari Gresik, Jawa Timur, di mana ia berguru kepada para ulama penyebar Islam. Sejak saat itu, Kesultanan Ternate menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah Maluku dan sekitarnya.
BACA JUGA : Taman Nasional Manupeu Tanah Daru: Surga Tersembunyi di NTT
Arsitektur Masjid Sultan Ternate
Masjid Sultan Ternate memiliki arsitektur yang khas dan sarat akan nilai-nilai budaya lokal. Bangunan ini merupakan perpaduan antara arsitektur Islam, tradisional Maluku, dan pengaruh budaya Melayu-Jawa.
Beberapa ciri menonjol dari arsitektur masjid ini antara lain:
1. Atap Bertumpang Lima
Atap masjid memiliki lima tingkatan, yang melambangkan rukun Islam. Bentuk bertingkat ini juga menyerupai struktur pagoda atau candi, yang mencerminkan akulturasi budaya pra-Islam dengan arsitektur Islam Nusantara. Puncaknya di hiasi mustaka (hiasan logam berbentuk bulan sabit) sebagai simbol Islam.
2. Tanpa Kubah
Berbeda dari masjid modern yang umumnya memiliki kubah besar, Masjid Sultan Ternate tidak memiliki kubah sama sekali. Hal ini menunjukkan gaya arsitektur masjid-masjid kuno di Indonesia yang lebih menekankan kesederhanaan dan keindahan alami kayu serta ukiran.
3. Tiang dan Dinding dari Kayu Asli
Struktur utama masjid ini terbuat dari kayu pilihan, termasuk kayu besi dan kayu jati yang terkenal kuat dan tahan lama. Keunikan lainnya adalah sambungan antar kayu tidak menggunakan paku logam, melainkan sistem pasak tradisional yang masih kokoh hingga kini.
4. Mihrab dan Mimbar Berukir Indah
Bagian mihrab dan mimbar menjadi titik pusat keindahan masjid. Ukiran-ukiran kayu bernuansa geometris dan floral memperlihatkan cita rasa seni tinggi masyarakat Ternate. Mimbar kayu jati di dalamnya di gunakan sejak masa awal berdirinya masjid dan menjadi peninggalan bersejarah yang sangat berharga.
5. Halaman Luas dan Menenangkan
Masjid ini dikelilingi halaman luas dengan pepohonan rindang yang menambah kesan damai. Di sekitarnya terdapat kompleks makam para sultan Ternate, yang menjadikan area ini juga sebagai situs ziarah dan tempat mengenang jasa para pemimpin terdahulu.
Nilai Sejarah dan Keagamaan
Masjid Sultan Ternate tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial sejak masa kesultanan. Di sinilah dahulu para sultan, ulama, dan masyarakat berkumpul untuk musyawarah serta perayaan hari besar Islam.
Peran masjid ini dalam penyebaran Islam di kawasan timur Indonesia sangat besar. Dari Ternate, ajaran Islam kemudian menyebar ke wilayah Tidore, Halmahera, hingga Sulawesi bagian utara. Masjid ini menjadi simbol kebangkitan spiritual dan politik Kesultanan Ternate yang dikenal luas sebagai salah satu kerajaan Islam paling berpengaruh di Nusantara bagian timur.
Selain itu, hingga kini masjid ini tetap aktif digunakan untuk salat berjemaah, pengajian, dan kegiatan keislaman lainnya. Tradisi doa bersama dan tabut (peringatan haul sultan) masih dilestarikan oleh masyarakat sekitar sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah Islam dan leluhur mereka.
Peran Kesultanan Ternate dalam Penyebaran Islam
Kesultanan Ternate adalah salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Kejayaannya tidak hanya terletak pada perdagangan rempah-rempah, tetapi juga pada peran pentingnya dalam penyebaran Islam.
Masjid Sultan Ternate menjadi saksi bisu dari masa di mana Islam menjadi dasar hukum dan pemerintahan kesultanan. Di bawah pimpinan sultan-sultan yang saleh, Ternate menjalin hubungan erat dengan kerajaan Islam lain seperti Gowa, Aceh, dan Demak.
Melalui hubungan dagang dan dakwah, para ulama dan pedagang dari Ternate membantu memperluas ajaran Islam ke berbagai pulau di Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, masjid ini bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga pusat lahirnya peradaban Islam di Maluku Utara.
Pelestarian dan Peran di Era Modern
Sebagai salah satu cagar budaya nasional, Masjid Sultan Ternate mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Meskipun telah berusia lebih dari lima abad, struktur masjid masih terjaga dengan baik berkat perawatan tradisional dan renovasi yang tetap mempertahankan keasliannya.
Setiap tahun, ribuan wisatawan domestik dan mancanegara datang untuk menyaksikan keindahan dan sejarah masjid ini. Mereka tidak hanya tertarik pada arsitekturnya, tetapi juga pada nuansa spiritual yang terasa kuat di setiap sudut bangunan.
Masjid ini juga sering menjadi lokasi kegiatan budaya, seperti festival keagamaan dan acara adat Kesultanan Ternate. Kolaborasi antara pemerintah, kesultanan, dan masyarakat membuat masjid ini tetap hidup sebagai pusat spiritual dan simbol identitas daerah.
Filosofi dan Makna Simbolis
Masjid Sultan Ternate tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga sarat makna filosofis. Lima lapisan atapnya, misalnya, selain melambangkan rukun Islam, juga dianggap sebagai simbol tingkatan spiritual manusia menuju kedekatan dengan Sang Pencipta.
Setiap bagian masjid mencerminkan keselarasan antara alam, manusia, dan Tuhan. Dalam budaya Batak Maluku, keseimbangan antara unsur bumi (bangunan kayu), air (lokasi dekat laut), dan langit (atap bertingkat) menjadi representasi kehidupan yang harmonis.
Kesimpulan
Masjid Sultan Ternate di Maluku Utara bukan sekadar tempat ibadah, melainkan juga warisan sejarah dan budaya yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Arsitekturnya yang khas, sejarahnya yang panjang, dan perannya dalam penyebaran Islam menjadikan masjid ini sebagai salah satu simbol kebanggaan umat Islam di Indonesia timur.
Kehadirannya menjadi pengingat bahwa penyebaran Islam di Nusantara tidak hanya melalui kekuatan, tetapi juga lewat nilai-nilai keindahan, kebijaksanaan, dan persaudaraan. Dengan menjaga kelestarian Masjid Sultan Ternate, kita turut menjaga jejak sejarah yang menjadi bagian penting dari identitas bangsa Indonesia.
Masjid ini berdiri kokoh sebagai bukti bahwa keagungan spiritual dan keindahan budaya dapat berpadu indah dalam satu warisan yang tak lekang oleh waktu.
