Candi Mendut, Peninggalan Buddha di Magelang
Rahmatullah.id – Indonesia dikenal sebagai negeri dengan warisan budaya dan sejarah yang luar biasa. Salah satu peninggalan penting dari era kerajaan Buddha adalah Candi Mendut atau Mendut Temple yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Meski ukurannya lebih kecil dibanding Candi Borobudur, Mendut memiliki nilai sejarah, arsitektur, dan spiritual yang tidak kalah penting.
Sejarah Candi Mendut atau Mendut Temple
Candi Mendut diperkirakan dibangun pada awal abad ke-9 pada masa pemerintahan Raja Indra dari Wangsa Syailendra. Informasi mengenai pembangunan candi ini ditemukan dalam Prasasti Karangtengah tahun 824 M, yang menyebutkan nama “Wenuwana” atau hutan bambu, lokasi tempat candi ini berdiri.
Sebagai candi Buddha, Mendut memiliki fungsi utama sebagai tempat pemujaan dan penyimpanan arca-arca suci. Keberadaannya erat kaitannya dengan kompleks Borobudur dan Candi Pawon, membentuk garis lurus yang di percaya memiliki makna spiritual mendalam.
Arsitektur Candi Mendut
Bangunan Candi ini berdiri di atas batur setinggi hampir 4 meter, dengan denah dasar berbentuk persegi panjang. Tingginya mencapai sekitar 26 meter. Candi ini menghadap ke barat, dengan tangga lebar yang di hiasi ukiran kala-makara sebagai simbol penjaga kesucian.
Dinding luar candi penuh dengan relief yang menggambarkan kisah Jataka dan Pancatantra, yaitu cerita-cerita moral Buddha yang melibatkan hewan dan manusia. Relief ini tidak hanya indah, tetapi juga berfungsi sebagai media pengajaran tentang etika dan kebijaksanaan.
Arca Utama di Dalam Candi Mendut
Keunikan Mendut Temple terlihat jelas pada ruang utamanya yang menyimpan tiga arca besar:
- Arca Buddha Vairocana
Duduk di atas singgasana berbentuk bunga teratai, melambangkan penguasa alam semesta. - Arca Bodhisattva Avalokitesvara (Padmapani Lokesvara)
Melambangkan kasih sayang dan kebijaksanaan. - Arca Bodhisattva Vajrapani
Melambangkan kekuatan dan pelindung umat Buddha.
Ketiga arca ini masih terawat dengan baik hingga kini dan menjadi daya tarik utama bagi pengunjung maupun peziarah.
Hubungan dengan Borobudur dan Pawon
Candi Mendut sering di kaitkan dengan Candi Borobudur dan Candi Pawon. Ketiga candi tersebut berada dalam satu garis lurus yang di yakini bukan kebetulan semata. Para ahli menduga bahwa ketiganya memiliki keterhubungan ritual dalam tradisi agama Buddha Mahayana.
Hingga kini, setiap perayaan Waisak, umat Buddha dari seluruh Indonesia bahkan dunia melakukan prosesi berjalan kaki dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, melewati Candi Pawon sebagai bagian dari perjalanan spiritual.
Fungsi Spiritual dan Wisata Religi
Selain nilai sejarah, Mendut Temple memiliki fungsi spiritual yang sangat penting. Banyak umat Buddha yang datang untuk berziarah, berdoa, atau melakukan meditasi. Candi ini juga menjadi pusat kegiatan budaya, terutama saat perayaan Waisak.
Bagi wisatawan, Mendut Temple menawarkan pengalaman edukatif sekaligus spiritual. Keindahan arsitektur, keheningan suasana, dan kisah-kisah yang tertuang dalam relief menjadikannya destinasi wisata sejarah yang wajib di kunjungi saat berada di Magelang.
Upaya Pelestarian
Sebagai warisan budaya, Mendut Temple di jaga ketat oleh pemerintah melalui Balai Konservasi Borobudur. Upaya restorasi telah di lakukan sejak masa kolonial Belanda, dan hingga kini perawatan terus di lakukan untuk mencegah kerusakan akibat cuaca maupun faktor manusia.
Pelestarian ini penting tidak hanya untuk menjaga fisik candi, tetapi juga agar generasi mendatang dapat terus belajar dan mengambil hikmah dari warisan leluhur.
Penutup
Candi Mendut di Magelang, Jawa Tengah, adalah saksi bisu kejayaan Buddha di Nusantara. Dengan arsitektur megah, relief penuh makna, dan arca utama yang masih utuh, candi ini bukan hanya destinasi wisata sejarah, tetapi juga pusat spiritual yang hidup hingga kini.
Mengunjungi Candi Mendut berarti menyelami jejak peradaban kuno yang memperkaya identitas bangsa Indonesia sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya.